Hai
Sobat Ekskimers, bertemu lagi nih dengan mimin bersama posting-an terbarunya. Kali
ini mimin akan menceritakan tentang penelitian yang dilakukan oleh tim dosen
AKA yang melibatkan mahasiswa tingkat 3 yang salah satu dari mahasiswa tersebut
adalah Kak Dani dari Ekskim 3. Wah seperti apa penelitiannya, ya? Tentang apa,
sih? Mari kita simak liputan dari Jurnalika yang mimin repost dari On-Line
Magazine periode Desember 2015.
Dewasa
ini penggunaan produk pembersih semakin marak digunakan, terutama deterjen dan
sabun cuci piring. Beragam keunggulan pun ditawarkan masing-masing produsen,
mulai dari menghilangkan bakteri, pewangi aroma terapi, sampai busa banyak. Tapi
tahu nggak sih sobat Jurnalika? Produk pembersih dengan busa yang banyak
mengandung bahaya yang terselubung. Linear Alkil Sulfonat (LAS) merupakan bahan
pencemar lingkungan yang terkandung dalam busa sabun yang banyak, semakin
banyak busa maka semakin banyak kandungan LAS di dalamnya. LAS ini lebih
dikenal sebagai surfaktan, yang pada tingkat pencemaran tertentu (lebih dari
100 ppm) tidak dapat lagi didegradasi oleh lingkungan (biodegradable) dan dapat
membunuh biota-biota di perairan sekitarnya juga berkurangnya kualitas air
bersih.
Atas dasar inilah dosen Politeknik
AKA Bogor mengembangkan penelitian berbasis elektrolisis yang dapat menguraikan
limbah-limbah ini. Penelitian ini sendiri diketuai oleh Tri Sutanti, B, ST.MT.,
dengan tim dosen yaitu Kartini Afriani, M.Si., dan Candra Irawan, M.Si.. Tak
hanya dosen, mahasiswa pun ikut dilibatkan dalam penelitian ini sebagai bekal pembelajaran
untuk kedepannya. Mereka adalah Tiwi dari kelas 3D, Mega dari kelas 3A, dan
Dani dari kelas 3C.
Dalam penelitian ini digunakan
sampel larutan LAS yang dibuat sendiri oleh tim dan alat yang digunakan yaitu
CDGE (Contact Glow Discharge Electrolysis) yang dapat mengelektrolisis air
limbah dan limbah organik lainnya. CDGE sendiri memiliki prinsip elektrolisis
biasa yang nantinya larutan LAS+NaOH akan dialirkan tegangan tinggi ke dalam reactor
di mana di anoda akan terbentuk plasma berenergi tinggi dalam bentuk
gelembung-gelembung gas, hingga diharapkan hasil akhirnya berupa radikal OH
yang dapat mendegradasi semua jenis limbah. Nantinya radikal OH ini akan
memecah molekul-molekul intermediet yang berat molekulnya lebih kecil yang
berbentuk fase uap. Salah satu keunggulan metode tersebut yaitu tidak
menghasilkan limbah lainnya karena dilepas dalam bentuk fase uap air. Meski begitu
penggunaan alat ini diharapkan dapat digunakan di berbagai macam industry, baik
itu industri besar maupun kecil dan menengah, termasuk limbah rumah sakit.
Dasar dilakukannya penelitian ini
juga karena Politeknik AKA Bogor berada di bawah naungan Kementrian
Perindustrian maka penelitian-penelitian yang dikembangkan diharapkan dapat
bermanfaat di dunia perindustrian pula. Seperti yang diketahui dalam penelitian
ini dilibatkan beberapa mahasiswa tingkat tiga dan diharapkan nantinya dapat
menjadi bekal pembelajaran ketika melanjutkan ke perguruan tinggi selanjutnya
maupun dunia kerja. Seperti yang diungkapkan Dani, ia berharap untuk kedepannya
mahasiswa lebih aktif lagi dalam bidang penelitian dan jangan pernah takut
untuk mengeluarkan ide, segila apapun idenya. Dan jangan berkecil hati untuk
mengungkapkan ide tersebut kepada dosen.
Sedangkan dari pihak tim dosen
diwakili oleh ibu Kartini, beliau mengungkapkan bahwa harapannya
penelitian-penelitian yang dilakukan oleh dosen dapat bermanfaat untuk
masyarakat dan industri. Serta pihak dosen tidak menutup kemungkinan jika
mahasiswa memiliki ide-ide yang mampu dikembangkan di penelitian selanjutnya.
(Selfi & PNS)
Begitulah liputan yang mimin repost
dari On-Line Magazine. Luar biasa sekali ya Sobat Ekskimers penelitian ini, ia
dapat mengentaskan masalah limbah yang sulit didegradasi. Mudah-mudahan
kedepannya semakin banyak mahasiswa Politeknik AKA yang termotivasi untuk terus
bereksperimen khususnya para Ekskimers untuk kemaslahatan masyarakat sehingga
ilmu yang didapatkan bermanfaat. Yosshhh semangat dan selamat menempuh UAS. :D